Oktavia Hasim (33) alumni STIT, pemilik PT Pradipta Jaya Food asal
Malang, Jawa Timur, bisa jadi orang yang beruntung. Rencana bisnisnya
untuk membuat sebuah produk makanan olahan abon justru menghasilkan ide
baru yang cemerlang.
"Awalnya membuat produk ini karena saya ingin membuat abon untuk bisnis, tapi bukan untuk balita. Tapi entah kenapa abon yang saya eksperimen malah jadinya abon untuk bayi," kenang Oktavia salah satu peserta Wirausaha Muda Mandiri, kepada detikFinance.
Ia juga tak menyangka ide awalnya yang menurutya biasa-biasa saja jadi ide baru yang segar. Maklum saja, umur-umur balita sangat sering mengalami gangguan sulit makan, keberadaan abon untuk balita bisa membantu selera makan seorang anak.
"Awalnya membuat produk ini karena saya ingin membuat abon untuk bisnis, tapi bukan untuk balita. Tapi entah kenapa abon yang saya eksperimen malah jadinya abon untuk bayi," kenang Oktavia salah satu peserta Wirausaha Muda Mandiri, kepada detikFinance.
Ia juga tak menyangka ide awalnya yang menurutya biasa-biasa saja jadi ide baru yang segar. Maklum saja, umur-umur balita sangat sering mengalami gangguan sulit makan, keberadaan abon untuk balita bisa membantu selera makan seorang anak.
"Abon ini dapat digunakan bayi usia 8-10 bulan ke atas. Untuk rasanya ada rasa lele, patin, ayam, sapi dan salmon," katanya.
Meski menjual prodak olahan yang bahan bakunya umumnya daging dan berharga mahal. Ia tetap menawarkan harga produknya agar tetap bisa terjangkau masyarakat, misalnya yaitu kemasan abon lele, ikan patin dan lele ayam hanya Rp 25.000 sedangkan produk abon salmon harganya relatif mahal Rp 50.000 per bungkus.
"Cara menggunakan abon bayi ini hanya tinggal campurkan adonan ini ke nasi atau bubur banyaknya tergantung selera dari ibu, atau bisa juga dicampur dengan sayur lain," terang Oktavia
Ia menjamin produk abonnya tanpa bahan pengawet namun bisa tahan hingga 1,5 tahun karena tingkat keringnya sangat tinggi. Biasanya untuk 1 kemasan sudah habis dalam waktu 1 minggu.
Sumber : detik.com
0 Responses So Far: